Thursday, December 18, 2008

Hany and Me

Hany:
Gelap yg semakin pekat, bercampur dengan gerahnya malam ini.
Aku terdiam di satu sudut kamar belakang rumah ini.
Aku teringat kamu, yang saat kupulang masih duduk termangu di depan layar itu.
Layar dimana di atasnya terdapat wajah kita berdua.

Me:
Ak tahu tempat itu.
Tempat dimana kita saling bersendau gurau melewati hari,
Disaksikan melodi lagu cinta sejati, gigi, sebelas januari.

Hany:
Di tempat itu kadang kita bertengkar.
Kadang kita berbagi cerita.
Kadang kita berdoa bersama.

Me:
Kita juga berbagi mesra dalam indahnya surga.

Thursday, November 27, 2008

malam pertama

di ranjangmu yang suci
ajari aku mengulum dosamu
meringkuk di bawah selimut nafsu
takberdaya melawan jerat spermamu

Wednesday, November 19, 2008

Iblis

hai malaikat
kau datang dengan tiba-tiba tanpa harus diundang
kedua sayapmu suci tanpa bekas noda
menjerembab menghiasi kedua pundak

tapi bukan aku malaikat itu
aku hanyalah sesosok bayangan hitam yang lugu
tanpa sayap dan kedua tanduk di kepala

aku merah, bukan putih
aku tidak suci dan bersih
pikiranku haus akan rasa salah
ekorku panjang seperti anak panah
di nadiku tak ada darah
yang ada hanya putih nanah

oh, aku salah sangka
engkau iblis sahabat baikku
kemana saja engkau pergi
sampai bosan diriku menanti

aku di belakangmu kawan!
menggodamu dengan sejuta cumbu
membisikkan kata indah merayu
dan berharap engkau menjadi pengikutku

Pencarian

malam menghilang begitu cepat
kunanti kepulangan si buah hati
sudah seminggu dia pergi
tanpa kabar diri

hati khawatir ketika aku menghantarnya pergi
merantau ke tanah terjanji
katanya ingin mencari bukti dan identitas diri
menyadari kesemuanya yang akan dibawa mati

"jati diri susah dicari anakku
akan kutunggu dirimu
dan aku berjanji akan kujaga ibumu
kali ini aku tak akan menipu"

setelah mencium tanganku
aku terharu
melihat gelagat yang lugu
ingin menghabiskan waktu
memburu suatu yang tak tentu

"sampai jumpa anakku
aku tahu engkau mampu
menjawab segala tanya di benakmu
pulang dengan segudang ilmu
yang akan mengubah ibu bapakmu"

Eve


Aku perempuan asing di Dunia ini;
perempuan asing dalam pengasingan
ada dalam kesepian yang mencekam
dalam kejalangan yang memilukan;

Kemudian,
Kuditemukan dengan dewa dari nirvana
dengan anggur putih di selangkangannya;
kuhisap anggur itu dengan dahaga
seperti oase di padang gurun Sahara

Lalu,
Ku dibawanya terbang
ke langit tujuh tanpa awan
melihat komunitas para pendendang lagu cinta;
Dia berikan kepadaku
Kenikmatan yang kudamba
Setelah iyu,
Ku dilemparkannya di lubang yang dalam
Gelap pekat, melebihi malam
Yang ada hanyalah lolongan serigala jahanam
Mengancam dengan taringnya yang tajam nan kejam

Dia lempar aku
Di tengah-tengah samudra cintanya,
Dia perlihatkanku
Kapal pesiar mewah miliknya,
Dia mengundangku pula
menghirup aroma tubuhnya,
hingga aku tergoda pada tatap matanya
yang merangsang takhluk padanya
dan menjadi budak abadinya

Baiklah jika kamu menyebut dirimu sebagai orang asing
yang datang kedunia dengan keterasingan
yang sakit akan kejalangannya
yang terkurung dalam kesendiriannnya

yang terpikat pada kucur anggur dari selangkangannya
yang terseret karena cintanya
terserah kamu mo bilang apa....

setahuku dia Iblis yang memikat kamu 'EVE' dengan buah terlarang
yang membuatmu jatuh dalam kedosaan
yang membuatmu sakit saat melahirkan
yang membuatmu bermusuhan dengannya seumur hidupmu bahkan sampai keturunan-keturunanmu
kamu akan memecahkan kepalanya dengan tumitmu, tapi dari tumitmu akan bercucur darah karena patukkannya....

Bukan! Yang menjatuhkan kamu itu bukan malaikat tapi iblis. dan iblis jika satu kali saja kau beri kesempatan masuk dalam kehidupanmu, maka kejahatannya akan segera meluas; dalam kehidupanmu, keluargamu, duniamu, bahkan sampai ke tujuh samudera.

Tuesday, November 18, 2008

ku bertahan


aku dengar panggilan itu
tapi aku tak tergoda untuk maju
biarlah ia belalu
megisi hari-hari sesalku

disini lebih baik
disini lebih nikmat
dan disini lebih menarik
karena aku bisa tertidur dipangkuannya
aku memilih tuk bertahan

cinta? memang aku merasakannya
entah apa yang membuatku enggan untuk berpaling
mungkin karena senyumnya
yang membuat rasa hatiku terkagum padanya
atau kasihnya?
yang membuatnya menderita dan terluka
hatinya?
penuh dengan aroma kamboja
kesuciannya?
memilihku untuk bertahan padanya

bisikannya lebih merdu ketimbang panggilan itu
ia berbisik padaku:
"inilah tubuhku yang kukorbankan bagi kamu"
dan ia menambahkan: "inilah darahku yang kucurahkan bagi kamu"
membuatku bertahan dalam lara

Sunday, November 16, 2008

Anak Manusia

Ada penyair bertanya:
mengapa harus Hawa yang menderita?
Adam, bagaimana?
Apakah ia ikut berdosa?
Mengapa Habel harus mati, kemudian?
Bukan Kain kakaknya?

Seorang mistikus menjawab:
Itu adalah rahasia-Nya!
Dan filsuf menyangkal:
Ini kekejaman-Nya!
Teolog menyanggah ucapannya:
Bukan kekejaman, melainkan penyelamatan

Anak Manusia pun harus mati
Mati di tiang gantungan
Sebagai salah satu dari bukti
Bukti kasih cinta kepada manusia

..........
tapi ia tak jadi mati
habisnya kata itu tak beracun lagi
karena didalamnya terkandung lagu syair penuh misteri
yang membuat dia bangkit kembali
setelah tiga hari
kemudian menampakkan diri
dalam empat puluh hari

Friday, November 14, 2008

Anak Manis


Ibu, anakmu yang dulu pemalu
Kini sudah besar dan mulai kurang ajar
Sudah bisa menghisap rokok
Dan menghembuskan keluar lewat lubang hidung
Sudah berani minum anggur
Dan pulang pagi dengan rambut awut-awutan
Dan brewok tak tercukur
Seperti pagi itu, aku terjerembab di depan pintu
Sebelum sempat kupanggil nama ibu
Kubayangkan ibu akan menjewerku dan memukul pantatku
dengan sapu
Ternyata ia hanya membelai kepalaku
Dan membopong tubuhku yang penuh goresan rindu
Malamnya aku pergi lagi setelah pamit pada ibu
“ananda begadang dulu, Bu. Mau menghabisi seluruh malam
mau minum bergelas-gelas cahaya bulan, menghisap berbatangbatang
bintang
dan mengunyah serpih-serpih kenangan”
setelah cium pipi kiri kanan, ibu melambaikan tangan sambil
berpesan
“mabuk yang baik ya Nak”
Ibu memang lembut dan penuh pengertian
Paginya kuhadiahi ia tubuhku yang penuh demam

Catur Wibowo

Tuesday, November 11, 2008

mural







Monday, November 10, 2008

Rumi Poems

Wedding Poems


May the blessings which flow in all weddings
be gathered, God, together in our wedding!
The blessings of the Night of Power,
the month of fasting
the festival to break the fast
the blessings of the meeting of Adam and Eve
the blessings of the meeting of Joseph and Jacob
the blessings of gazing on the paradise of all abodes
and yet another blessing which cannot be put in words:
the fruitful scattering of joy
of the children of the Shayak
and our eldest!

In companionship and happiness
may you be like milk and honey
in union and fidelity,
just like sugar and halva.
May the blessings of those who toast
and the one who pours the wine
anoint the ones who said Amen and
the one who said the prayer.

Translation by Franklin D. Lewis "Rumi -- Past and Present, East and
West
" Oneworld Publications, Oxford, 2000